Karya Ilmiah (Penerapan & Pengaruh Ilmu Filsafat Dalam Pembelajaran Matematika Kritis)

                             PENERAPAN & PENGARUH ILMU FILSAFAT 

DI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KRITIS

 

 

 

 

 

 

 

Disusun oleh :

Belva Laila Falah  20309251018

 

 

 

 

 

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

 

 

 

 

 






 

BAB 1

Pendahuluan 

 

 

 

 

A.  Latar Belakang 

Ilmu pengetahuan yang berkembang dewasa ini semakin dirasakan manfaatnya oleh kemaslahatan umat manusia. Berbagai kemudahan telah hadir ditengah-tengah masyarakat penghuni bumi  yang kian menua ini. Berbagai bidang ilmu baru mulai bermunculan dan kian bercabang. Namun kehadiran ilmu pengetahuan dengan berbagai rupa tersebut harus dapat disadari oleh kita semua para pengkaji ilmu bahwa sumber dari ilmu itu sendiri yang bernama filsafat adalah muara dari berbagai ilmu yang ada. 

Filsafat matematika merupakan salah satu ilmu yang merupakan dasar dari berbagai bidang ilmu lainnya. Kehadiran filsafat matematika dapat menjawab berbagai teka-teki yang sebelumnya menjadi misteri di jagad raya ini. Filsafat matematika dengan ciri khasnya dapat menguak berbagai keajaiban-keajaiban yang ada di semesta. 

Filsafat dan matematika bukan berbicara tentang siapa yang dahulu dan siapa yang kemudian, namun keduanya telah dibuktikan seperti dua orang teman yang seiring sejalan, saling melengkapi dan membutuhkan satu dengan yang lainnya, filsafat dan matematika ibarat saudari kembar yang sama rupa.

Pendidikan matematika kritis dikembangkan dari teori kritis. Pendidikan matematika kritis sebenarnya tidak mempunyai landasan epistemologis yang jelas dan tidak menyajikan satu pedoman langkah- langkah strategi pembelajaran matematika yang pasti dan berlaku untuk semua konteks karena itu bertentangan dengan konsep “kritis” yang diusungnya. Akan tetapi, artikel ini pertama-tama mencoba mengkaji epistemologi pendidikan matematika kritis untuk mengetahui sejarah perkembangan dan signifikansinya. Kedua, artikel ini mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan strategi implementasi pendidikan matematika kritis untuk menjawab sebagian dari kebingungan yang muncul dalam implementasi kurikulum 2013. 

 

B.    Rumusan Masalah 

1.     Apa yang dimaksud dengan filsafat matematika?

2.     Apa saja pemikiran yang filsafat tentang matematika?

3.     Apa saja bentuk pembelajaran matematika yang berhubungan dengan filsafat?

 

 

C.   Tujuan Masalah

Tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua. Dan mengetahui penerapan ilmu filsafat terhadap pembelajaran matematika. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 2

       Pembahasan 

 

 

A.   Pengertian Filsafat  

 

Kata ‘filsafat’ berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘philosophia’ . Kata philosophia merupakan gabungan dari dua kata yaitu philos dan sophia. Philos berarti sahabat atau kekasih, sedangkan sophia memiliki arti kebijaksanaan, pengetahuan, kearifan. Dengan demikian maka arti dari kata philosophia adalah cinta pengetahuan. Plato dan Socrates dikenal sebagai philosophos (filsuf) yaitu orang yang cinta pengetahuan.

Dalam membangun tradisi filsafat, banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama, menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun.

Secara Terminologi, Filsafat mempunyai banyak sekali definisi tergantung dari siapa yang mendefinisikannya, bahkan setiap orang memiliki definisi tersendiri mengenai filsafat. Dalam hal ini, akan dijelaskan beberapa definisi dari beberapa ahli filsafat (filsuf), antara lain, sebagai berikut:

Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Berikut ini disajikan beberapa pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli:

Plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.

Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.

Cicero ( 106 – 43 SM ) : filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “ (the mother of all the arts“  ia juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan).

Dan perlu untuk kita ingat bahwa kata filsuf (philosophos) dan filsafat (philosophia) ini baru menyebar luas setelah masa Aristoteles. Aristoteles sendiri tidak menggunakan istilah ini (philosophia atau philosophos) dalam literatur-literaturnya.

Setelah masa kejayaan Romawi dan Persia memudar, penggunaan istilah filsafat berikutnya mendapat perhatian besar dari kaum muslimin di Arab. Kata falsafah (hikmah) atau filsafat kemudian mereka sesuaikan dengan perbendaharaan kata dalam bahasa Arab, yang memiliki arti berbagai ilmu pengetahuan yang rasional.

B.    Pendidikan Matematika Kritis 

Epistemologi pendidikan matematika kritis juga dapat dirujuk pada konsep tentang hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan. Michel Foucault menyatakan bahwa pengetahuan dan kekuasaan tidak hanya berinteraksi tetapi juga terintegrasi. Foucault tidak sampai tergelincir pada relativisme absolut dengan membuat perbedaan antara “powerless truth” (kebenaran tanpa kekuasaan) dan “truthless power” (kekuasaan tanpa kebenaran). 

Truthless power mengimplikasikan bahwa kebenaran seperti halnya pengetahuan diproduksi, dikontrol, dan disosialisasikan oleh rezim yang berkuasa; sebaliknya powerless truth merujuk pada kebenaran atau pengetahuan yang termarjinalkan, yang tidak diproduksi dengan mengikuti kaidah-kaidah saintifik yang dominan sehingga tidak dikenali dan tidak diakui dalam diskursus akademis. Misalnya, ada dikotomi antara ilmu-ilmu yang berasal dari Barat sebagai ilmu yang saintifik dan sebaliknya yang berasal dari Timur/NonBarat adalah tidak saintifik. Meskipun sejarah menunjukkan bahwa Muslimlah yang pertama kali memperkenalkan matematika secara akademik, dominasi Eurosentrisme membuat ilmu matematika yang berkembang dalam masyarakat- masyarakat selain Barat termarjinalkan.

Matematika memiliki peranan penting dalam membentuk dan mengembangkan keterampilan berpikir nalar, logis, sistematis dan kritis. Depdiknas (2006: 361), menyatakan bahwa pengembangan kemampuan berpikir kritis menjadi fokus pembelajaran dan menjadi salah satu standar kelulusan siswa SMP dan SMA. Dikehendaki, lulusan SMP maupun SMA, mempunyai kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mempunyai kemampuan bekerja sama. Namun kenyatannya, pelaksanaan pembelajaran matematika disekolah belum sepenuhnya melatih kemampuan berpikir kritis siswa. 

C.   Hubungan Matematika & Ilmu Filsafat 

Matematika dan filsafat mempunyai sejarah keterikatan satu dengan yang lain sejak jaman Yunani Kuno. Matematika di samping merupakan sumber dan inspirasi bagi para filsuf, metodenya juga banyak diadopsi untuk mendeskripsikan pemikiran filsafat. Kita bahkan mengenal beberapa matematikawan yang sekaligus sebagai sorang filsuf, misalnya Descartes, Leibniz, Bolzano, Dedekind, Frege, Brouwer, Hilbert, G¨odel, and Weyl. Pada abad terakhir di mana logika yang merupakan kajian sekaligus pondasi matematika menjadi bahan kajian penting baik oleh para matematikawan maupun oleh para filsuf. 

Logika matematika mempunyai peranan hingga sampai era filsafat kontemporer di mana banyak para filsuf kemudian mempelajari logika. Logika matematika telah memberi inspirasi kepada pemikiran filsuf, kemudian para filsuf juga berusaha mengembangkan pemikiran logika misalnya “logika modal”, yang kemudian dikembangkan lagi oleh para matematikawan dan bermanfaat bagi pengembangan program komputer dan analisis bahasa. Salah satu titik krusial yang menjadi masalah bersama oleh matematika maupun filsafat misalnya persoalan pondasi matematika. Pada abad 20, Cantor diteruskan oleh Sir Bertrand Russell, mengembangkan teori himpunan dan teori tipe, dengan maksud untuk menggunakannya sebagai pondasi matematika. Namun kajian filsafat telah mendapatkan bahwa di sini terdapat paradoks atau inkonsistensi yang kemudian membangkitkan kembali motivasi matematikawan di dalam menemukan hakekat dari sistem matematika.

 

Filsafat dan matematika memiliki hubungan yang erat, antara lain:

1.     Filsafat dan geometri (suatu cabang matematika) lahir pada masa yang sama, di tempat yang sama, dan dari ayah yang tunggal, yakni sekitar 640-546 sebelum Masehi, di Miletus (terletak di pantai barat negara Turki sekarang) dan dari pikiran seorang bernama Thales.

2.     Matematikatidak pernah lahir dari filsafat, melainkan keduanya berkembang bersama-sama dengan saling memberikan persoalan-persoalan sebagai bahan masuk dan umpan balik.

3.     Adanya hubungan timbal balik dan saling pengaruh antara filsafat dan matematikadipacu pula oleh filsuf Zeno dari Elea. Zeno memperbincangkan paradoks-paradoks yang bertalian dengan pengertian-pengertian gerak, waktu, dan ruang yang kemudian selama berabad-abad membingungkan para filsuf dan ahli matematik.

Demikianlah sejak permulaan sampai sekarang filsafat dan matematika terus menerus saling mempengaruhi. Filsafat mendorong perkembangan matematika dan sebaliknya matematika juga memacu pertumbuhan filsafat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB 3

       Kesimpulan 

Filsafat Ilmu Pendidikan Matematika adalah filsafat yang menelusuri dan menyelidiki (hakekat pelaksanaan pendidikan matematika yang bersangkut paut dengan tujuan, latar belakang, cara dan hasilnya. Serta hakekat ilmu pendidikan matematika yang berkaitan dengan analisis kritis terhadap struktur dan kegunaannya) sedalam dan seluas mungkin segala sesuatu mengenai semua ilmu Pendidikan Matematika, terutama hakekatnya, tanpa melupakan metodenya. Kerap kali kita lihat ilmu filsafat dipandang sebagai ilmu yang abstrak dan berada di awang-awang saja, padahal ilmu filsafat itu dekat dan berada dalam kehidupan kita sehari. Benar, filsafat bersifat tidak konkrit, karena menggunakan metode berpikir sebagai cara pergulatannya dengan realitas hidup kita.

Cara berpikir kritis meliputi pemikiran analitis dengan tujuan untuk mengevaluasi apa yang telah dibaca. Berpikir kritis adalah suatu proses sadar yang digunakan untuk menginterpretasi atau mempertimbangkan informasi dan pengalaman yang menggiring pada suatu perilaku. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

                                    DAFTAR PUSTAKA 

Bakhtiar. 2004. Filsafat Ilmu dalam Pendidikan. Jakarta : CV. Reineka

http://mediaharja.blogspot.co.id/2012/01/peran-filsafat-dalam-pembelajaran.html

https://fanmooy.wordpress.com/2009/02/21/filsafat-matematika/

http://ginanjarabdurrahman.blogspot.co.id/2013/01/tugas-akhir-makalah-filsafat-pendidikan.html

 

Matematika http://id.wikipedia.org/wiki/Matematika
Ibrahim Slamet, 2008. 
Power point FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN . Sekolah Farmasi ITB

Agustinus, S., 2007.Berpikir Kritis, http://agustinussetiono.wordpress .com/berpikir-kritis [25 September 2007] 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku Paul Ernest (The Philosophy Of Math Education)

Refleksi Materi Filsafat Ilmu Pertemuan 5