REFLEKSI MATERI PERTEMUAN KE 8 FILSAFAT ILMU

 Nama : Belva Laila Falah NIM : 20309251018

REFLEKSI PERTEMUAN 8 FILSAFAT ILMU

Perkuliahan minggu lalu dimulai dengan salam dan mukaddimah oleh Prof. Marsigit, kemudian dilanjutkan dengan berdoa. Setlah itu Prof. Marsigit mengucapkan selamat berpuasa bagi yang menjalakannya.

Pada pertemuan minggu lalu perkuliahan diawali dengan pembahasan “makna dari belajar”. Baik secara ontologis yg berarti ”membangun”. Contoh membangun ialah menemukan, menentukan langkah & prosedur membuktikan rumus.

Dalam belajar filsafat akan bertemu dengan herminitika, kontruksivisme, dan membangun. Yang namanya membangun tidak memandang gender, suku, dll. Karna membangun itu bersifat umum, jika di eksistensikan arti membangun itu dapatdicontohkan ”membangun rumus”, didalam herminitika terdapat ruang & waktu.

The power of metafisik & philosophy ialah orang yg belajar filsafat akan terisolasi, karna sifat filsafat tidak lazim. Dicontohkan pertanyaan ”apakah tuhan dapat mengangkat batu besar yg ia ciptakan sendiri?”. pertanyaan ini bersifat tidak umum, karna terdapat 2 keadaan.

Filsafat itu ialah pola pikir, Prof Marsigit menyatakan ialah filsafat itu ialah diri sendiri, karna manusia menggunakan persepsi. Ending dari filsafat ialah mensyukuri karunia Tuhan. Mungkin bagi orang yang belum mendalami filsafat akan menilai filsafat itu bid’ah.

Kehidupan manusia itu bersifat kontinu, dan hidup itu berputar. Jika filsafat di insentifkan semua yg ada dapat dikatakan pusat putaran (sumber). Sekali lagi ditegaskan bahwa direferensi mana pun tidak akan ditemukan dan tidak akan pernah bisa menjangkau kesimpulan bahwa belajar adalah hidup, karena inilah yang disebut dengan kekuatan metafisik atau the power of philosophy. Itulah kenapa orang belajar filsafat menjadi hebat dan cerdas walaupun terkadang terisolasi atau terasingkan diri karena tidak lazim di mana menggabungkan dua keadaan dijadikan satu yang tidak benar. Sehingga orang yang tidak suka menjadi manipulatif dan negative thinking. Misalnya apakah Tuhan bisa menciptakan batu yang sangat besar yang tidak bisa diangkatnya sendiri, pertanyaan ini menggabungkan dua keadaan yang kontradiksi. Dengan pertanyaan tersebut banyak menimbulkan orang tidak menyukai filsafat sedangkan filsafat sendiri adalah olah pikir atau filsafat adalah dirimu sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Buku Paul Ernest (The Philosophy Of Math Education)

Refleksi Materi Filsafat Ilmu Pertemuan 5